Rabu, 24 September 2014

Halim akmal adalah saya.



Assalamu'alaikum Wr Wb.

Saya akan mendeskripsikan diri saya sendiri nama saya Halim akmal anak ke 5 dari 6 bersaudara.. Saya lahir di Bau-bau 27 Maret 1995 provinsi sulawesi tenggara.Sekarang saya sedang menempuh pendidikan di UMM. kepribadian saya sehari hari pendiam. Tetapi saya selalu mencoba menjadi orang yg lebih baik lagi, menurut saya sendiri saya orang nya baik dan tidak sombong pada siapa pun, ramah tamah apalagi kepada orang yang lebih tua dari saya, suka menghargai orang lain karena prinsip hidup saya kalo mau di hargai sama orang hargai lah orang lain dulu, selain itu saya juga senang membuat orang tertawa karena  sungguh salah satu kebahagiaan di dunia ini yang saya rasakan adalah ketika kita di kelilingi oleh orang-orang bahagia. Adapun hobby yang saya miliki yaitu main futsal, baca buku dan nonton TV. Jujur saya sangat tidak suka dengan orang yang sombong, suka menipu, tukang bohong, tidak menghargai orang lain.
Setiap orang berhak menjadi orang sukses ,tapi gak bakalan datang dengan sendirinya tanpa usaha dan pengorbanan.
Tuhan itu adil tanpa usaha gak mungkin mimpi bisa jadi kenyataan.

Harapan saya ingin menjadi orang sukses dan membanggiakan kedua orang tua saya dan semua orang di sekeliling saya, saya akan berusaha dengan semaksimal mungkin. Mohon do'anya amiiiin. hehehe
Mungkin sekian lampiran tentang deskripsi diri saya kurang lebih nya mohon di maklumi. Ma.af yaaaa (^_^) ..
Wasalamu'alaikum Wr Wb.













Perkembangan IT di era globalisasi

Perkembangan teknologi

Teknologi Komputer Terbaru – Dewasa ini Teknologisemakin hari, semakin berkembang secara pesat. Banyak teknologi yang berawal dari inovasi baru, atau modifikasi dari teknologi yang sudah ada. Dengan adanya teknologi baru ini, tentunya diharapkan manusia dapat melakukan aktifitas lebih efisien dari sebelumnya.
Salah satu Teknologi yang selalu berkembang dari jaman adalah Teknologi Komputer. Teknologi Komputer setiap saat memiliki Teknologi yang terbaru. Karena computer bias dibilang adalah barang yang selalu update. Oke, lalu apa saja teknologi computer terbaru yang bias kita lihat sekarang? Mari kita cek dibawah ini.

Meja Komputer Hologram

Salah satu Teknologi yang mungkin sering kita lihat konsepnya di televisi ataupun video. Bisa anda bayangkan, sebuah meja dengan kegunaan seperti alat tulis, mengetik, dan berbagai fungsi lainnya.
OXODesk adalah sebuah alat yang berbentuk seperti meja yang memungkinkan anda untuk melakukan aktivitas di dalam virtual space. Sebenarnya OXO Desk ini hamper mirip seperti tablet computer yang memiliki ukuran HD 40 inci. Namun, untuk memiliki barang ini anda harus merogoh kocek sekitar $1299.

Portable CPU

Salah satu produsen computer dan laptop, yaitu ACER beberapa waktu lalu menerbitkan Acer Revo 70, yaitu sebuah CPU yang memungkinkan untuk dibawa kemana-mana. Karena CPU ini diklaim memiliki berat hanya 1kg.
Walaupun Acer Revo 70 bisa dibilang portable, namun fiturnya cukup mumpuni. Karena bias dibilang cukup lengkap untuk ukuran portable. Fitur tersebut adalah Gigabit Ethernet, multi-in-one card reader, enam USB 2.0 ports, 802.11 b/g/n WiFi, plus D-Sub, HDMI outputs, VGA port, audio jack, SD card.

Computer Radiologi (CR)

Computer Radiologi (CR) sebagai Teknologi computer terbaru sangat membantu para dokter yang melakukan tes radiologi. Computer Radiologi ini berfungsi seperti kamar gelap (Dark Room) sebagai tempat memproses bayangan laten pada film rontgen menjadi bayangan tampak sehingga nantinya foto rontgen tersebut didiagnosis oleh radiolog.

OS Windows 8 Terbaru

Salah satu teknologi yang baru saja diluncurkan adalah OS Windows 8 yang dikeluarkan oleh Microsoft beberapa waktu lalu. Dalam Windows 8 kali ini, Microsoft mengeluarkan 4 versi berbeda untuk beberapa perangkat. Salah satunya adalah untuk desktop dan Smartphone.
OS Windows 8 digadang-gadang memiliki kecepatan melebihi dari OS sebelumnya. Karena Windows 8diklaim lebih simple, responsive, dan lebih smart. Namun, pada faktanya, masih ada beberapa bug yang ditemukan dalam Windows 8 ini.

 (copy right, wikipedia)

Keunggulan dan Perkembagan Jurusan Kehutanan UMM

Keunggulan dan Perkembanagan Jurusan Kehutanan

Keunggulan dan Perkembanagan Jurusan Kehutanan

    Jurusan kehutanan berdiri pada tahun 1999 dan kini memperoleh status Terakreditasi “B’ dari BAN PT. Jurusan Kehutanan UMM merupakan satu-satu jurusan Kehutanan yang ada di Wilayah Jawa Timur dengan program sarjana strata 1 (satu).
Untuk memenuhi kebutuhan sumberdaya manusia bidang kehutanan yang berkualitas dalam menjawab tantangan pengelolaan sumberdaya hutan ke depan, Jurusan kehutanan telah mengembangkan IPTEK sesuai dengan keahliannya. Kehutanan Universitas Muhammadiyah Malang terlah bekerja sama dengan beberapa instansi, antara lain yaitu; Kementerian Kehutanan RI di bidang penelitian dan pengembangan sumber daya hutan yang meliputi: bidang rehabilitasi hutan dan lahan, konservasi sumberdaya hutan, dan pemberdayaan masyarakat sekitar hutan, Perum Perhutani II Jawa Timur dalam bentuk praktik kerja lapang dan penelitian serta dengan Fakultas Kehutanan UGM dalam bentuk pendidikan dan praktek umum.

Sebagai penunjang kurikulum yang berbasis kompetensi, jurusan kehutanan telah menyiapkan staf pengajar yang memiliki keahlian terkait dengan aspek kewirausahaan yang berbasis kelestarian lingkungan, keahlian dibidang lingkungan hidup (kualifikasi sertifikat AMDAL ), kompetensi penilai mutu bibit, dan kompetensi di bidang konservasi sumberdaya hutan alam, sehingga lulusan kehutanan mampu berkompetisi di dunia kerja terbukti dengan banyak alumni yang bekerja di Instansi pemerintah maupun swasta.(umm.ac.id)

     Pada umumnya terdapat empat jurusan kuliah pada fakultas kehutanan di berbagai universitas di Indonesia. Setiap jurusan tersebut memiliki lapangan kerja yang relatif sama,misalnya sebagai pegawai negeri sipil, di instansi pemerintahan seperti di lingkungan ;  Kementrian Kehutanan, Kementrian Pertanian, dan Kementrian Pendidikan. Dalam lingkungan kementrian pendidikan, lulusan fakultas kehutanan dapat bekerja sebagai dosen di perguruan tinggi, guru, maupun sebagai peneliti.  Beberapa BUMN juga memerlukan tenaga dari lulusan kehutanan,misalnya perhutani.

Secara perjurusan, prospek kerja lulusan kehutanan dapat di gambarkan sebagai  berikut:

Managemen Hutan
    Pada sektor swasta, lulusan manajemen hutan dapat bekerja di bidang pemetaan hutan, hutan tanaman industri, biro konsultan kehutanan, lembaga penelitian, dan wirausaha perkayuan. Lulusan jurusan ini juga dapat bekerja di perusahaan-perusahaan perkebunan,  namun biasanya diperlukan perusahaan tersebut mengutamakan sarjan dengan skill spesifik, misalnya pemetaan.

Budidaya Hutan
     Selain bekerja di pemerintahan, lulusan jurusan budidaya hutan dapat bekerja di sektor swasta, terutama bagian hulu dari industri kehutanan. Lulusan jurusan ini banyak di butuhkan di bagian penyediaan bibit-bibit tanaman hutan dalam industri kehutanan.

Teknologi Hasil Hutan
     Lulusan jurusan teknologi hasil hutan memiliki lapangan kerja yang spesifik pada industri hilir kehutanan, seperti industri perkayuan. Selain industri kayu, lulusan jurusan ini dapat mengembangkan wirausaha di bidang hasil hutan non kayu, misalnya rotan. Dan mungkin beberapa universitas sudah mengembangkan pemanfaatan hasil hutan yang sebenarnya sangat beragam, tidak terbatas hanya pada kayu.

Konservasi Sumber Daya Hutan
      Lulusan program ini bekerja di untuk perlindungan dan pemanfaatan hutan secara lestari. Di pemerintahan, lulusan jurusan konservasi hutan dapat bekerja di badan-badan konservasi hutan di kementrian kehutanan. Di luar pemerintahan, lulusan jurusan ini dibutuhkan oleh banyak lembaga, terutama lembaga swadaya masyarakat baik lokal, nasional, maupun internasional. Beberapa LSM internasional yang membutuhkan tenaga lulusan jurusan ini misalnya WWWF, CIFOR, Conservation Internasional, Wildlife Conservation Society.



Sumber : http://ratihhn.wordpress.com/2014/07/09/
                http://skalamahasiswa.blogspot.com/2014/02/peluang-kerja-lulusan-fakultas-kehutanan.html

Fakultas Pertanian - Peternakan (FPP) UMM

PROGRAM KERJA
1.
MENJALIN  KOMUNIKASI DI ANTARA FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN (PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, PERIKANAN) DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE INDONESIA.
2.
MENJALIN KERJASAMA DI ANTARA FAKULTAS PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN & PERIKANAN DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH.
3.
MEMBENTUK FORUM KOMUNIKASI ATAU ASOSIASI FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN (PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, PERIKANAN) PERGURUAN TINGGI MUHAMAMDIYAH SE INDONESIA.
4.
MENYUSUN  PETA POTENSI KEUNGGULAN DARI MASING-MASING FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMAMDIYAH SE INDONESIA.
5.
MENYUSUN  RENCANA IMPLEMENTASI KERJASAMA ANTAR FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN PTM SE INDONESIA.
6.
MEMPERKUAT TALI SILATURAMI ANTAR FP PTM.
7.
MENJALIN  KOMUNIKASI DI ANTARA FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN (PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, PERIKANAN) DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH SE INDONESIA. DIHARAPKAN BISA SALING TUKAR INFORMASI, BAIK YANG MENYANGKUT KEBIJAKAN, INFORMASI LOWONGAN PEKERJAAN BAGI ALMUNI, SHARE BAHAN PUSTAKA, FKPTPI, DLL.
8.
MENJALIN KERJASAMA DI ANTARA FAKULTAS PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN & PERIKANAN DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMMADIYAH.
9.
MEMBENTUK FORUM KOMUNIKASI ATAU ASOSIASI FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN (PERTANIAN, KEHUTANAN, PETERNAKAN, PERIKANAN) PERGURUAN TINGGI MUHAMAMDIYAH SE INDONESIA.
10.
MENYUSUN PETA POTENSI KEUNGGULAN DARI MASING-MASING FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN DI LINGKUNGAN PERGURUAN TINGGI MUHAMAMDIYAH SE INDONESIA
11.
MENYUSUN RENCANA IMPLEMENTASI KERJASAMA ANTAR FAKULTAS ILMU-ILMU PERTANIAN PTM SE INDONESIA.

UMM History

Sejarah Singkat UMM

Universitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966. Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988. Pada tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan fi‘lial dari Fakultas Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian, pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat fakultas. Selain itu, FKIP Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan nama Fakultas Tarbiyah. Pada tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini pula Fakultas Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16 April 1975.Fakultas yang kemudian ditambahkan adalah Fakultas Teknik, yaitu pada tahun 1977. Pada tahun 1980 dibuka pula Fakultas Pertanian, kemudian menyusul Fakultas Peternakan. Antara tahun 1983 sampai dengan 1993, ditambahkan jurusan-jurusan baru dan ditingkatkan status jurusan-jurusan yang suudah ada. Yang terakhir, pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka Program PascasarjanaProgram Studi Magister Manajemen dan Magister Sosiologi Pedesaan. Sampai tahun akademik 1994/1995 ini, Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki 9 fakultas dan 25 jurusan/program studi tingkat strata Si, dua program studi strata-S2, dan satu akademi /strata-D3 Keperawatan.Pada rentang tiga puluh tahun perjalanan UMM ini (1964- 1994), perkembangan yang paling berarti dimulai pada tahun 1983-an. Sejak saat itu dan seterusnya UMM mencatat perkembangan yang sangat mengesankan, balk dalam bidang peningkatan status Jurusan, dalam pembenahan administrasi, penambahan sarana dan fasilitas kampus, maupun penambahan dan peningkatan kualitas tenaga pengelolanya (administrasi dan akademik).  Tahun 2009, UMM menggabungkan Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan-Perikanan menjadi Fakultas Pertanian dan Peternakan agar sesuai dengan konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian.Dalam bidang sarana fisik dan fasilitas akademik, kini telah tersedia tiga buah kampus: Kampus I di Jalan Bandung No. 1,Kampus II di Jalan Bendungan Sutami No. 188a, dan Kampus III (Kampus Terpadu) di Jalan Raya Tlogo Mas. Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga akademik, telah dilakukan (1) rekruitmen dosen-dosen muda yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di pulau Jawa, (2) Peningkatan kualitas para dosen dengan mengirim mereka untuk studi lanjut (S2 dan S3) di dalam maupun di luar negeri.Berkat perjuangan yang tidak mengenal berhenti ini, maka kini Universitas Muhammadiyah Malang sudah menjelma ke arah perguruan tinggi alternatif. Hal ini sudah diakui pula oleh Koordinator Kopertis Wilayah VII  yang pada pidato resminya pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 11 Juli 1992, mengemukakan bahwa UMM tergolong perguruan tinggi yang besar dan berprospek untuk menjadi perguruan tinggi masa depan.Dengan kondisi yang terus ditingkatkan, kini Universitas Muhammadiyah Malang dengan bangga tetapi rendah hati siap menyongsong masa depan, untuk ikut serta dalam tugas bersama "mencerdaskan kehidupan bangsa" dan "membangun manusia Indonesia seutuhnya" dalam menuju menjadi bangsa Indonesia yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.Sejarah Singkat UMMUniversitas Muhammadiyah Malang (UMM) berdiri pada tahun 1964, atas prakarsa tokoh-tokoh dan Pimpinan Muhammadiyah Daerah Malang. Pada awal berdirinya Universitas Muhammadiyah Malang merupakan cabang dari Universitas Muhammadiyah Jakarta, yang didirikan oleh Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Jakarta dengan Akte Notaris R. Sihojo Wongsowidjojo di Jakarta No. 71 tang-gal 19 Juni 1963.Pada waktu itu, Universitas Muhammadiyah Malang mempunyai 3 (tiga) fakultas, yaitu (1) Fakultas Ekonomi, (2) Fakultas Hukum, dan (3) Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Jurusan Pendidikan Agama. Ketiga fakultas ini mendapat status Terdaftar dari Departemen Pendidikan dan Kebudayaan, Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi pada tahun 1966 dengan Surat Keputusan Nomor 68/B-Swt/p/1966 tertanggal 30 Desember 1966. Pada tanggal 1 Juli 1968 Universitas Muhammadiyah Malang resmi menjadi universitas yang berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta), yang penyelenggaraannya berada di tangan Yayasan Perguruan Tinggi Muhammadiyah Malang, dengan Akte Notaris R. Sudiono, No. 2 tertanggal 1 Juli 1968. Pada perkembangan berikutnya akte ini kemudian diperbaharui dengan Akte Notaris G. Kamarudzaman No. 7 Tanggal 6 Juni 1975, dan diperbaharui lagi dengan Akte Notaris Kumalasari, S.H. No. 026 tanggal 24 November 1988 dan didaftar pada Pengadilan Malang Negeri No. 88/PP/YYS/ XI/ 1988 tanggal 28 November 1988. Pada tahun 1968, Universitas Muhammadiyah Malang menambah fakultas baru, yaitu Fakultas Kesejahteraan Sosial yang merupakan fi‘lial dari Fakultas Kesejahteraan Sosial Universitas Muhammadiyah Jakarta. Dengan demikian, pada saat itu Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki empat fakultas. Selain itu, FKIP Jurusan Pendidikan Agama mendaftarkan diri sebagai Fakultas Agama yang berada dalam naungan Departemen Agama dengan nama Fakultas Tarbiyah. Pada tahun 1970 Fakultas Tarbiyah ini mendapatkan status yang sama dengan Perguruan Tinggi Agama Islam Negeri (IAIN), dengan Surat Keputusan Menteri Agama Nomor 50 Tahun 1970. Pada tahun ini pula Fakultas Kesejahteraan Sosial mengubah namanya menjadi Fakultas Ilmu Sosial dengan Jurusan Kesejahteraan Sosial. Kemudian pada tahun 1975 Fakultas ini resmi berdiri sendiri (terpisah dari Universitas Muhammadiyah Jakarta) dengan Surat Keputusan Terdaftar Nomor 022 A/1/1975 tanggal 16 April 1975.Fakultas yang kemudian ditambahkan adalah Fakultas Teknik, yaitu pada tahun 1977. Pada tahun 1980 dibuka pula Fakultas Pertanian, kemudian menyusul Fakultas Peternakan. Antara tahun 1983 sampai dengan 1993, ditambahkan jurusan-jurusan baru dan ditingkatkan status jurusan-jurusan yang suudah ada. Yang terakhir, pada tahun 1993 Universitas Muhammadiyah Malang membuka Program PascasarjanaProgram Studi Magister Manajemen dan Magister Sosiologi Pedesaan. Sampai tahun akademik 1994/1995 ini, Universitas Muhammadiyah Malang telah memiliki 9 fakultas dan 25 jurusan/program studi tingkat strata Si, dua program studi strata-S2, dan satu akademi /strata-D3 Keperawatan.Pada rentang tiga puluh tahun perjalanan UMM ini (1964- 1994), perkembangan yang paling berarti dimulai pada tahun 1983-an. Sejak saat itu dan seterusnya UMM mencatat perkembangan yang sangat mengesankan, balk dalam bidang peningkatan status Jurusan, dalam pembenahan administrasi, penambahan sarana dan fasilitas kampus, maupun penambahan dan peningkatan kualitas tenaga pengelolanya (administrasi dan akademik).  Tahun 2009, UMM menggabungkan Fakultas Pertanian dan Fakultas Peternakan-Perikanan menjadi Fakultas Pertanian dan Peternakan agar sesuai dengan konsorsium Ilmu-ilmu Pertanian.Dalam bidang sarana fisik dan fasilitas akademik, kini telah tersedia tiga buah kampus: Kampus I di Jalan Bandung No. 1,Kampus II di Jalan Bendungan Sutami No. 188a, dan Kampus III (Kampus Terpadu) di Jalan Raya Tlogo Mas. Dalam bidang peningkatan kuantitas dan kualitas tenaga akademik, telah dilakukan (1) rekruitmen dosen-dosen muda yang berasal dari berbagai perguruan tinggi terkemuka di pulau Jawa, (2) Peningkatan kualitas para dosen dengan mengirim mereka untuk studi lanjut (S2 dan S3) di dalam maupun di luar negeri.Berkat perjuangan yang tidak mengenal berhenti ini, maka kini Universitas Muhammadiyah Malang sudah menjelma ke arah perguruan tinggi alternatif. Hal ini sudah diakui pula oleh Koordinator Kopertis Wilayah VII  yang pada pidato resminya pada wisuda sarjana Universitas Muhammadiyah Malang tanggal 11 Juli 1992, mengemukakan bahwa UMM tergolong perguruan tinggi yang besar dan berprospek untuk menjadi perguruan tinggi masa depan.Dengan kondisi yang terus ditingkatkan, kini Universitas Muhammadiyah Malang dengan bangga tetapi rendah hati siap menyongsong masa depan, untuk ikut serta dalam tugas bersama "mencerdaskan kehidupan bangsa" dan "membangun manusia Indonesia seutuhnya" dalam menuju menjadi bangsa Indonesia yang bermartabat dan sejajar dengan bangsa-bangsa lain di dunia.


(copy right wikipedia)

Acara Pekandea - dea Kesultanan BUTON

Pesta Makan Warisan Kesultanan Buton, Ajang Pertemuan Jodoh
Para gadis Buton dalam pesta rakyat ritual Pekande-kandea di Sangia Wambula, Buton, Jumat (1/8). Mreka menikmati suguhan makanan dan aneka penganan, sembari berharap bertemu jodoh. [SP/M Kiblat Said]                   Para gadis Buton dalam pesta rakyat ritual Pekande-kandea di Sangia Wambula, Buton, Jumat (1/8). Mreka menikmati suguhan makanan dan aneka penganan, sembari berharap bertemu jodoh. [SP/M Kiblat Said] 

[BUTON] Gadis cantik berkostum adat Buton, duduk di depan talam yang ditutup tudung saji berhias, berisi aneka makanan tradisional, gadis-gadis itu sibuk melayani tamu, menyuapinya bak seorang ibu yang sedang memberi makan anaknya, diiringi suara tetabuhan dan gong.

Pemandangan tersebut bagian dari pesta rakyat, ritual pekande-kandea (pesta makan) yang berlangsung di Tolandona, Kecamatan Sangia Wambulu, Kabupaten Buton, Sulawesi Tenggara (Sultra), Jumat (1/8). Ribuan orang berkumpul di sebuah lapangan dalam dandanan khas ala pesta, mereka duduk saling berhadapan di depan jejeran talam yang ditutupi tudung saji.

Pekande-kandea ini tidak bisa hilang dari kebiasaan masyarakat, ini dilaksanakan setiap bulan syawal, tujuh hari setelah merayakan hari raya Idul fitri, sebagai tanda kesyukuran kepada Allah setelah sebulan penuh melaksanakan ibadah ramadhan dan berharap bisa bertemu dengan ramadhan di tahun berikutnya, jelas La Ode Kamaluddin, tokoh adat dari lingkungan Keraton Buton.

Pengunjung yang ikut dalam ritual pekande-kandea bisa menikmati berbagai jenis makanan khas, misalnya lepat, ketupat, buras, opor ayam, sate panggang, ayam goreng, ikan bakar rica-rica dan berbagai penganan tradisional masyarakat Buton tanpa membayar, pengunjung tinggal memilih jenis yang diinginkan dan gadis-gadis penunggu talam siap melayani, bahkan menyuapi, setelah itu pengunjung cukup memberi tip jasa pelayanan sebagaimntanda terima kasih kepada gadis penunggu talang yang melayani, jumlahnya tergantung kerelaan pengunjung.

Bertemu Jodoh

Acara ini biasanya berlanjut menjadi ajang untuk mengawali perkenalan para gadis dan perjaka, jika mereka saling sehati dan memiliki kecocokan, hubungan bisa berlanjut ke pertemuan jodoh dan itu biasanya terjadi pada avcara puncak pekande-kandea.

Acara tahunan yang biasa juga disebut ritual tompa ini sudah berlangsung ratusan tahun sejak masa kejayaan Kesultanan Buton, warisan tersebut masih utuh terjaga secara turun-temurung. “Ini warisan leluhur kami, terutama warga Sangia Wambulu, tujuh hari setelah lebaran kami berkumpul untuk bersilaturrahmi dengan sanak keluarga sambil berpesta pekande-kandea,” ujar Laode Muslimin, warga Tolandona.

Pesera tradisi adat pekande-kandea adalah warga dari desa-desa di Kecamatan Sangia Wambula, pada acara puncaknya yang dijadwalkan 9 Agustus malam, akan diikuti peserta dari kecamatan lainnya di Kabupaten Buton dan Kota Baubau dan pesta ini biasanya dibanjiri pengunjung dari berbagai daerah.

Di lokasi upacara memang tak tampak penginapan untuk menampung tamu dari jauh, mereka yang mau menghadiri acara pekande-kandea yang letaknya di kaki Pulau Muna itu biasanya bermalam di Kota Baubau karena untuk menuju lokasi tidaklah sulit, transportasi laut sangat lancar ditempuh sekitar 30 menit dengan perahu sepanjang 10 meter, bermesin tempel 40 PK dan bisa mengangkut 60 penumpang sekali melaju, tarif penyeberangan pun terbilang murah, hanya Rp 10 ribu per orang dari Pelabuhan Batu Kota Baubau menuju dermaga Tolandona, untuk ke tempat acara, ojek sepeda motor pun berbanjar menunggu penumpang di dermaga dengan bayaran Rp 3 rb per orang.

Sebenanarnya, acara ini berlangsung sepekan setelah lebaran, namun atas permintaan Bupati Buton Umar Samiun kepada tokoh adat, pembukaan acara ini dipercepat tiga hari setelah lebaran, lokasinya pun berpindah sari depan masjid ke alun-alun Sangia Wambula, di situ puncak acara 9 Agustus mendatang. “Saya minta kepada tokoh adat dan tokoh masyarakat dan itu dikabulkan supaya pekande-kandea dipercepat yaitu tiga hari setelah lebaran, bukan lagi tujuh hari, namun acara puncaknya tetap akan dilangsungkan 9 Agustus,” jelas Umar yang membuka acara tersebut, Jumat sore.

Umar berharap paket pekande-kandea ini akan menjadi agenda periwisata tahunan Buton yang melibatkan wisatawan asing, seperti festival budaya yang saban tahun digelar di Pasar Wajo [SP/M Kiblat Said]  ( copy right wikipedia )









Kerajaan Kesultanan Buton

         Kesultanan Buton terletak di Kepulauan Buton (Kepulauan Sulawesi Tenggara) Provinsi Sulawesi tenggara, di bagian tenggara Pulau Sulawesi . Pada zaman dahulu memiliki kerajaan sendiri yang bernama kerajaan Buton dan berubah menjadi bentukkesultanan yang dikenal dengan nama Kesultanan Buton. Nama Pulau Buton dikenal sejak zaman pemerintahan Majapahit, PatihGajah Mada dalam Sumpah Palapa, menyebut nama Pulau Buton.

Sejarah Awal

Mpu Prapanca juga menyebut nama Pulau Buton di dalam bukunya, Kakawin Nagarakretagama. Sejarah yang umum diketahui orang, bahwa Kerajaan Bone di Sulawesi lebih dulu menerima agama Islam yang dibawa oleh Datuk ri Bandang yang berasal dariMinangkabau sekitar tahun 1605 M. Sebenarnya Sayid Jamaluddin al-Kubra lebih dulu sampai di Pulau Buton, yaitu pada tahun 815 H/1412 M. Ulama tersebut diundang oleh Raja Mulae Sangia i-Gola dan baginda langsung memeluk agama Islam. Lebih kurang seratus tahun kemudian, dilanjutkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang dikatakan datang dari Johor. Ia berhasil mengislamkan Raja Buton yang ke-6 sekitar tahun 948 H/ 1538 M.
Riwayat lain mengatakan tahun 1564 M. Walau bagaimana pun masih banyak pertikaian pendapat mengenai tahun kedatanganSyeikh Abdul Wahid di Buton. Oleh itu dalam artikel ini dirasakan perlu dikemukakan beberapa perbandingan. Dalam masa yang sama dengan kedatangan Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al- Fathani, diriwayatkan bahwa di Callasusung (Kulisusu), salah sebuah daerah kekuasaan Kerajaan Buton, didapati semua penduduknya beragama Islam.
Selain pendapat yang menyebut bahwa Islam datang di Buton berasal dari Johor, ada pula pendapat yang menyebut bahwa Islamdatang di Buton berasal dari Ternate. Dipercayai orang-orang Melayu dari berbagai daerah telah lama sampai di Pulau Buton. Mengenainya dapat dibuktikan bahwa walaupun Bahasa yang digunakan dalam Kerajaan Buton ialah bahasa Wolio, namun dalam masa yang sama digunakan Bahasa Melayu, terutama bahasa Melayu yang dipakai di MalakaJohor dan Patani. Orang-orangMelayu tinggal di Pulau Buton, sebaliknya orang-orang Buton pula termasuk kaum yang pandai belayar seperti orang Bugis juga.
Orang-orang Buton sejak lama merantau ke seluruh pelosok dunia Melayu dengan menggunakan perahu berukuran kecil yang hanya dapat menampung lima orang, hingga perahu besar yang dapat memuat barang sekitar 150 ton.

Raja Buton Masuk Islam

Kerajaan Buton secara resminya menjadi sebuah kerajaan Islam pada masa pemerintahan Raja Buton ke-6, iaitu Timbang Timbangan atau Lakilaponto atau Halu Oleo. Bagindalah yang diislamkan oleh Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani yang datang dari Johor. Menurut beberapa riwayat bahwa Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani sebelum sampai di Buton pernah tinggal di Johor. Selanjutnya bersama isterinya pindah ke Adonara (Nusa Tenggara Timur). Kemudian beliau sekeluarga berhijrah pula ke Pulau Batu atasyang termasuk dalam pemerintahan Buton.
Sultan Buton ke 38, Muhamad Falihi Kaimuddin bersama Presiden RI Pertama Soekarno
Di Pulau Batu atasButonSyeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani bertemu Imam Pasai yang kembali dari Maluku menuju Pasai(Aceh). Imam Pasai menganjurkan Syeikh Abdul Wahid bin Syarif Sulaiman al-Fathani pergi ke Pulau Buton, menghadap Raja ButonSyeikh Abdul Wahid setuju dengan anjuran yang baik itu. Setelah Raja Buton memeluk Islam, Baginda langsung ditabalkan menjadi Sultan Butonoleh Syeikh Abdul Wahid pada tahun 948 H/1538 M.
Mengenai tahun tersebut, masih dipertikaikan karena sumber lain menyebutkan bahwa Syeikh Abdul Wahid merantau dari Patani-Johor keButon pada tahun 1564 M. Sultan Halu Oleo dianggap sebagai Sultan Buton pertama, bergelar Sultan atau Ulil Amri dan menggunakan gelar yang khusus yaitu Sultan Qaimuddin. Maksud perkataan ini ialah Kuasa Pendiri Agama Islam.
Dalam riwayat yang lain menyebut bahawa yang melantik Sultan Buton yang pertama memeluk Islam, bukan Syeikh Abdul Wahid tetapi guru beliau yang sengaja didatangkan dari Patani. Raja Halu Oleo setelah ditabalkan sebagai Sultan Kerajaan Islam Buton pertama, dinamakan Sultan Murhum.
Ketika diadakan Simposium Pernaskahan Nusantara Internasional IV, 18 - 20 Julai 2000 di Pekan Baru, Riau, salah satu kertas kerja membicarakan beberapa aspek tentang Buton, yang dibentang oleh La Niampe, yang berasal dari Buton. Hasil wawancara saya kepadanya adalah sebagai berikut:
  1. Syeikh Abdul Wahid pertama kali sampai di Buton pada tahun 933 H/1526 M.
  2. Syeikh Abdul Wahid sampai ke Buton kali kedua pada tahun 948 H/1541 M.
  3. Kedatangan Syeikh Abdul Wahid yang kedua di Buton pada tahun 948 H/1541 M bersama guru beliau yang bergelar Imam Fathani. Ketika itulah terjadi pengislaman beramai-ramai dalam lingkungan Istana Kesultanan Buton dan sekaligus melantik Sultan Murhum sebagai Sultan Buton pertama.
Maklumat lain, kertas kerja Susanto Zuhdi berjudul Kabanti Kanturuna Mohelana Sebagai Sumber Sejarah Buton, menyebut bahawa Sultan Murhum, Sultan Buton yang pertama memerintah dalam lingkungan tahun 1491 M - 1537 M. Menurut Maia Papara Putra dalam bukunya, Membangun dan Menghidupkan Kembali Falsafah Islam Hakiki Dalam Lembaga Kitabullah, bahawa ``Kesultanan Buton menegakkan syariat Islam ialah tahun 1538 Miladiyah.
Kesultanan Buton.jpg
Jika kita bandingkan tahun yang saya sebutkan (1564 M), dengan tahun yang disebutkan oleh La Niampe (948 H/1541 M) dan tahun yang disebutkan oleh Susanto Zuhdi (1537 M), berarti dalam tahun 948 H/1541 M dan tahun 1564 M, Sultan Murhum tidak menjadi Sultan Buton lagi karena masa beliau telah berakhir pada tahun 1537 M. Setelah meninjau pelbagai aspek, nampaknya kedatangan Syeikh Abdul Wahid di Buton dua kali (tahun 933 H/1526 M dan tahun 948 H/1541 M) yang diberikan oleh La Niampe adalah lebih meyakinkan.
Yang menarik pula untuk dibahas ialah keterangan La Niampe yang menyebut bahawa ``Kedatangan Syeikh Abdul Wahid yang kedua kali di Buton pada tahun 948 H/1541 M itu bersama Imam Fathani mengislamkan lingkungan Istana Buton, sekaligus melantik Sultan Murhum sebagai Sultan Buton yang pertama. Apa sebab Sultan Buton yang pertama itu dilantik/dinobatkan oleh Imam Fathani? Dan apa pula sebabnya sehingga Sultan Buton yang pertama itu bernama Sultan Murhum, sedangkan di Patani terdapat satu kampung bernama Kampung Parit Murhum.
Kampung Parit Murhum berdekatan dengan Kerisik, iaitu pusat seluruh aktivitas Kesultanan Fathani Darus Salam pada zaman dahulu. Semua yang tersebut itu sukar untuk dijawab. Apakah semuanya ini secara kebetulan saja atau pun memang telah terjalin sejarah antara Patani dan Buton sejak lama, yang memang belum diketahui oleh para penyelidik.
Namun walau bagaimanapun jauh sebelum ini telah ada orang yang menulis bahwa ada hubungan antara Patani dengan Ternate. Dan cukup terkenal legenda bahawa orang Buton sembahyang Jumaat di Ternate.
Jika kita bandingkan dengan semua sistem pemerintahan, sama ada yang bercorak Islam maupun sekular, terdapat perbedaan yang sangat kental dengan pemerintahan Islam Buton. Kerajaan Islam Buton berdasarkan Martabat Tujuh. Daripada kenyataan ini dapat diambil kesimpulan bahwa kerajaan Islam Buton lebih mengutamakan ajaran tasawuf daripada ajaran yang bercorak zahiri. Namun ajaran syariat tidak diabaikan.
Semua perundangan ditulis dalam bahasa Walio menggunakan huruf Arab, yang dinamakan Buru Wolio seperti kerajaan-kerajaan Melayu menggunakan bahasa Melayu tulisan Melayu/Jawi. Huruf dan bahasa tersebut selain digunakan untuk perundangan, juga digunakan dalam penulisan salasilah kesultanan, naskhah-naskhah dan lain-lain. Tulisan tersebut mulai tidak berfungsi lagi menjelang kemerdekaan Indonesia 1945.

Pemerintahan

Kerajaan Buton berdiri tahun 1332 M. Awal pemerintahan dipimpin seorang perempuan bergelar Ratu Wa Kaa Kaa. Kemudian raja kedua pun perempuan yaitu Ratu Bulawambona. Setelah dua raja perempuan, dilanjutkan Raja Bataraguru, Raja Tuarade, Raja Rajamulae, dan terakhir Raja Murhum. Ketika Buton memeluk agama Islam, maka Raja Murhum bergelar Sultan Murhum.
Kerajaan Buton didirikan atas kesepakatan tiga kelompok atau rombongan yang datang secara bergelombang. Gelombang pertama berasal dari kerajaan Sriwijaya. Kelompok berikutnya berasal dari Kekaisaran Cina dan menetap di Buton. Kelompok ketiga berasal dari Kerajaan Majapahit. Sistem kekuasaan di Buton ini bisa dibilang menarik karena konsep kekuasaannya tidak serupa dengan konsep kekuasaan di kerajaan-kerajaan lain di nusantara. Struktur kekuasaan kesultanan ditopang dua golongan bangsawan: golongan Kaomu dan Walaka. Wewenang pemilihan dan pengangkatan sultan berada di tangan golongan Walaka, namun yang menjadi sultan harus dari golongan Kaomu. Jadi bisa dikatakan kalau seorang raja dipilih bukan berdasarkan keturunan, tetapi berdasarkan pilihan di antara yang terbaik.
Kelompok Walaka yang merupakan keturunan dari Si Panjonga memiliki tugas untuk mengumpulkan bibit-bibit unggul untuk dilatih dan dididik sedemikian rupa sehingga para calon raja memiliki bekal yang cukup ketika berkuasa nanti. Berdasarkan penelitian, Ratu Waa Kaa Kaa adalah proyek percobaan pertama kelompok Walaka ini Selain sistem pemilihan raja yang unik, sistem pemerintahannya juga bisa dikatakan lebih maju dari jamannya. Sistem pemerintahan kerajaan/kesultanan Buton dibagi dalam tiga bentuk kekuasaan. Sara Pangka sebagai lembaga eksekutif, Sara Gau sebagai lembaga legislatif, dan Sara Bhitara sebagai lembaga yudikatif. Beberapa ahli berani melakukan klaim kalau sistem ini sudah muncul seratus tahun sebelum Montesquieu mencetuskan konsep trias politica Peraturan hukum diterapkan tanpa diskriminasi, berlaku sama bagi rakyat jelata hingga sultan. Sebagai bukti, dari 38 orang sultan yang pernah berkuasa di Buton, 12 di antaranya diganjar hukuman karena melanggar sumpah jabatan. Dan hukumannya termasuk hukuman mati majelis rakyat Kesultanan Buton adalah lambang demokrasi Kesultanan Buton. di sini dirumuskan berbagai program kesultanan dan juga tempat untuk melaksanakan proses pemilihan sultan berdasarkan aspirasi masyarakat Buton.
Pembagian kelompok di majelis yang diatur dalam UU yang disebut Tutura ini adalah sebagai berikut:
  1. Eksekutif = Sara Pangka
  2. Legislatif = Sara Gau
  3. Yudikatif = Sara Bitara
Ada 114 anggota majelis Sara buton yang terdiri dari 3 fraksi
  1. Fraksi rakyat = Beranggotakan 30 menteri/bonto ditambah 2 menteri besar yang juga mewakili pemukiman-pemukiman di wilayah Buton.
  2. Fraksi pemerintahan = Pangka, Bobato, lakina Kadie yang mewakili pemerintahan.
  3. Fraksi Agama = Diwakili oleh pejabat lingkungan sarakidina/sarana hukumu yang berkonsentrasi di masjid agung kesultanan Buton.

Politik 

Masa pemerintahan Kerajaan Buton mengalami kemajuan terutama bidang Politik Pemerintahan dengan bertambah luasnya wilayah kerajaan serta mulai menjalin hubungan Politik dengan Kerajaan Majapahit, Luwu, Konawe, dan Muna. Demikian juga bidang ekonomi mulai diberlakukan alat tukar dengan menggunakan uang yang disebut Kampua (terbuat dari kapas yang dipintal menjadi benang kemudian ditenun secara tradisional menjadi kain). Memasuki masa Pemerintahan Kesultanan juga terjadi perkembangan diberbagai aspek kehidupan antara lain bidang politik dan pemerintahan dengan ditetapkannya Undang-Undang Dasar Kesultanan Buton yaitu “Murtabat Tujuh” yang di dalamnya mengatur fungsi, tugas dan kedudukan perangkat kesultanan dalam melaksanakan pemerintahan serta ditetapkannya Sistem Desentralisasi (otonomi daerah) dengan membentuk 72 Kadie (Wilayah Kecil).

Masyarakat

Masyarakat Buton terdiri dari berbagai suku bangsa. Mereka mampu mengambil nilai-nilai yang menurut mereka baik untuk diformulasikan menjadi sebuah adat baru yang dilaksanakan di dalam pemerintahan kerajaan/kesultanan Buton itu sendiri. Berbagai kelompok adat dan suku bangsa diakui di dalam masyarakat Buton. Berbagai kebudayaan tersebut diinkorporasikan ke dalam budaya mereka. Kelompok yang berasal dari Tiongkok diakui dalam adat mereka. Kelompok yang berasal dari Jawa juga diakui oleh masyarakat Buton. Di sana terdapat Desa Majapahit, dan dipercaya oleh masyarakat sekitar bahwa para penghuni desa tersebut memang berasal dari Majapahit. Mereka sampai di sana karena perdagangan rempah-rempah. Dengan membuat pemukiman di sana, mereka dapat mempermudah akses dalam memperolah dan memperdagangkan rempah-rempah ke pulau Jawa. Beberapa peninggalan mereka adalah berupa gamelan yang sangat mirip dengan gamelan yang terdapat di Jawa.
Imam-imam yang menjabat di dalam dewan agama juga dipercaya merupakan keturunan Arab. Mereka dengan pengetahuan agamanya diterima oleh masyarakat Buton dan dipercaya sebagai pemimpin di dalam bidang agama. Berbagai suku dan adat tersebut mampu bersatu secara baik di dalam kerajaan/kesultanan Buton. Apabila kita melihat kerajaan/kesultanan lain, perbedaan itu seringkali memunculkan konflik yang berujung kepada perang saudara, bahkan perang agama. Sedangkan di Buton sendiri tercatat tidak pernah terjadi perang antara satu kelompok dengan kelompok lain, terutama bila menyangkut masalah suku dan agama.
Dapat dikatakan bahwa seluruh golongan di buton merupakan pendatang. Mereka menerapkan sistem yang berdasarkan musyawarah. Para perumus sistem kekuasaan atau sistem adat di Buton juga berasal dari berbagai kelompok suku dan agama. Ada yang berasal dari semenanjung Malaysia, Si Tamanajo yang berasal dari Kerajaan Pagaruyung. Ada pula yang berasal dari Jawa yaitu Sri Batara dan Raden Jutubun yang merupakan putra dari Jayanegara.
Seluruh golongan tersebut berasal dari kerajaan yang otoriter dan menerapkan sistem putera mahkota. Hampir semua peralihan kekuasaan tersebut dilakukan dengan kudeta. Di kerajaan Buton hal tersebut tidak pernah terjadi. Asumsinya, berdasarkan pengalaman pahit dalam jatuh-bangunnya pemerintahan tersebut, maka mereka yang berkumpul di tanah Buton tersebut merumuskan suatu sistem yang mampu melakukan peralihan kekuasaan tanpa harus melalui pahitnya kudeta maupun perang saudara.
Mereka berkumpul di tanah Buton sejak Gajah Mada mengumumkan sumpah palapa-nya. Pada masa itu Kerajaan Sriwijaya mengalami kemunduran. Begitu juga Kerajaan Singosari. Seluruh raja-raja dan panglima yang tidak takluk pada Kerajaan Majapahit akan dijadikan budak. Pilihan mereka adalah dengan melarikan diri menuju tempat yang aman. Pulau Buton menjadi salah satu lokasi dimana beberapa pelarian tersebut singgah dan menetap.

Perekonomian

Wilayah kerajaan/kesultanan Buton sangat strategis. Pedagang dari India, Arab, Eropa maupun Cina lebih memilih untuk melalui jalur selatan Kalimantan untuk mencapai kepulauan rempah-rempah di Maluku. Bila melalui Utara Sulawesi dan selatan kepulauan Filipina, para pedagang akan berhadapan dengan bajak laut yang banyak berkeliaran di sana. Selain itu, angin di selatan Kalimantan lebih kencang daripada di sebelah utara Sulawesi. Masyarakat Buton telah menggunakan alat tukar uang yang disebut Kampua. Kampua Sehelai kain tenun dengan ukuran 17,5 kali 8 sentimeter. Pajak juga telah diterapkan di negeri ini. Tunggu Weti sebagai penagih pajak di daerah kecil ditingkatkan statusnya menjadi Bonto Ogena disamping sebagai penanggung jawab dalam pengurusan pajak dan keuangan juga mempunyai tugas khusus selaku kepala siolimbona (saat ini hampir sama dengan ketua lembaga legislatif).

Hukum

Hukum dijalankan sangat tegas dengan tidak membedakan baik aparat pemerintahan maupun masyarakat umum. Hal ini terlihat dari ke 38 orang sultan yang memerintah di Buton, 12 orang menyalahgunakan kekuasaan dan melanggar sumpah jabatan dan satu di antaranya yaitu Sultan ke - VIII Mardan Ali, diadili dan diputuskan untuk dihukum mati dengan cara leher dililit dengan tali sampai meninggal yang dalam Bahasa Wolio dikenal dengan istilah digogoli.

Bahasa

Etnik/Suku Buton sebutan bagi masyarakat yang berasal dari Kerajaan dan Kesultanan Buton, memiliki sejumlah bahasa yang berbeda tiap wilayah. Secara umum, setidaknya ada 4 bahasa yg digunakan oleh 4 kelompok/etnik masyarakat yakni Bahasa Pancana, Bahasa Cia-Cia, Bahasa Pulo (Wakatobi), dan Bahasa Moronene. Selain 4 bahasa tersebut masih terdapat pula beberapa bahasa yang digunakan oleh kelompok masyarakat yang lebih kecil, seperti bahasa Laompo/Batauga, Bahasa Barangka/Kapontori, Bahasa Wabula, Bahasa Lasalimu, Bahasa Kolencusu, Bahasa Katobengke dan sebagai bahasa pemersatu digunakan Bahasa Wolio. Bahasa Wolio ini merupakan bahasa resmi kesultanan.

Bidang Pertahanan

Bidang Pertahanan Keamanan ditetapkannya Sistem Pertahanan Rakyat Semesta dengan falsafah perjuangan yaitu :
“Yinda Yindamo Arata somanamo Karo” (Harta rela dikorbankan demi keselamatan diri)
“Yinda Yindamo Karo somanamo Lipu” (Diri rela dikorbankan demi keselamatan negeri)
“Yinda Yindamo Lipu somanamo Sara” (Negeri rela dikorbankan demi keselamatan pemerintah)
“Yinda Yindamo Sara somanamo Agama” (Pemerintah rela dikorbankan demi keselamatan agama)
Disamping itu juga dibentuk sistem pertahanan berlapis yaitu empat Barata (Wuna, Tiworo, Kulisusu dan Kaledupa), empat matana sorumba (Wabula, Lapandewa, Watumotobe dan Mawasangka) serta empat orang Bhisa Patamiana (pertahanan kebatinan).
Selain bentuk pertahanan tersebut maka oleh pemerintah kesultanan, juga mulai membangun benteng dan kubu–kubu pertahanan dalam rangka melindungi keutuhan masyarakatdan pemerintah dari segala gangguan dan ancaman. Kejayaan masa Kerajaan/Kesultanan Buton (sejak berdiri tahun 1332 dan berakhir tahun 1960) berlangsung ± 600 tahun lamanya telah banyak meninggalkan warisan masa lalu yang sangat gemilang, sampai saat ini masih dapat kita saksikan berupa peninggalan sejarahbudaya dan arkeologi. Wilayah bekas Kesultanan Buton telah berdiri beberapa daerah kabupaten dan kota yaitu : Kabupaten ButonKabupaten MunaKabupaten WakatobiKabupaten Konawe KepulauanKabupaten BombanaKabupaten Buton Utara, dan Kota Bau-Bau (copy right wikipedia ).